Awal Musim Tanam Petani Menjerit

Curah hujan di wilayah Selatan Jawa Tengah mulai berkurang dengan intensitas mengecil menyusul peralihan ke musim kemarau. Berkurangnya curah hujan tersebut menyebabkan sejumlah petani disejumlah kecamatan mulai berebut air karena pasokan yang kian minim. Seperti terpantau di wilayah Kecamatan Kesugihan, Cilacap Utara, Tengah dan Cilacap Selatan.

Seorang petani di wilayah Kelurahan Gunung Simping Cilacap Tengah – Sukirno kepada Bercahaya FM mengungkapkan, selama 30 tahun dirinya bertani, ada kalanya aliran air irigasi tidak sampai ke areal persawahannya. Penyebabnya tak lain karena kondisi air irigasi yang sudah diperebutkan pada sejumlah wilayah yang lebih dulu dilalui aliran irigasi, diantara wilayah Kuripan dan Menganti, Kecamatan Kesugihan maupun sekitar Rawa Bendungan. Praktis air yang mengalir ke sawahnya hanya tinggal sisa dengan debit yang sangat minim.

Namun demikian, sejumlah petani di Kecamatan Cilacap Tengah tetap ada saja yang nekat menanami sawahnya dengan memanfaatkan genangan air hujan yang ada di saluran air maupun menggunakan alat bantu berupa mesin penyedot air. Terlebih dengan luasan sawah para petani yang rata – rata mencapai 1 hektar, hal tersebut membuat beban pengeluaran para petani diberbagai daerah menjadi bertambah.

Sukirno menambahkan, meskipun para petani sudah mendapatkan pasokan subsidi pupuk dari Dinas Pertanian, namun dia berharap permasalahan klasik awal kemarau bisa lebih diperhatikan. Diantaranya dengan penyediaan alat pompa penyedot tambahan, maupun pembuatan sumber air berupa sumur pantek. (Guruh)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *