Penghargaan Adipura yang diperoleh Pemkab Cilacap dinilai tak lepas dari optimalisasi pengolahan sampahnya yang menggunakan sistem RDF atau Refuse Derived Fuel. Pengolahan ini mengundang perhatian dari Bupati Banyumas dan jajaran pejabat terkaitnya, yang Rabu pagi tadi datang ke Cilacap untuk menimba ilmu.
Bupati Banyumas – Achmad Husaini mengakui persoalan sampah diwilayahnya saat ini cukup pelik. Katanya, dalam sehari volume sampah di dua hanggar wilayah Kota Banyumas saja bisa mencapai 45 ton. Oleh karenanya, niatan pihaknya datang ke Cilacap untuk belajar dan mendapatkan solusi tentang pengolahan sampah khususnya sampah residu. Karena dalam penilaiannya, Cilacap lebih berhasil untuk mengatasi persoalan ini.
Bupati Husein berharap adanya kerjasama antara Banyumas dan Cilacap untuk pengolahan sampah dengan sistem RDF. Hanya saja RDF Cilacap sendiri saat ini masih dalam proses untuk beroperasi. Paling tidak dibutuhkan waktu tiga bulan ke depan. Dengan demikian, rencana perjanjian kerjasama belum dapat direalisasikan.
“Kami menjajaki kemungkinan apakah RDF Cilacap mampu menampung sampah residu dari Banyumas, dan yang bakal menjadi prioritas adalah residu dari dua hanggar di kota. Yang jelas kami memikirkan jalan keluar pengolahan sampah residu,” ungkapnya.
Sementara Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji mengatakan, kedatangan Pemkab Banyumas untuk menawarkan kerjasama dalam hal pengolahan sampah dinilai sebagai hal positif dan bakal menjadi sejarah baru untuk sinergi kedua wilayah ini. (guruh)