Pemkab Cilacap Dorong Generasi Milenial Kembangkan Pertanian

CILACAP – Pemerintah Kabupaten Cilacap siap mendukung program Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), yakni Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan 2021.

Dukungan ini dinyatakan Bupati Tatto Suwarto Pamuji dalam talkshow Kostratani Ngobrol Asyik (Ngobras) On The Spot bersama BPPSDMP, Rabu (1/9/2021). Acara ini disiarkan dari Saung Demplot Sekolah Tani Indonesia Desa Madura Kecamatan Wanareja, dan ditayangkan pada kanal YouTube BPPSDMP Kementan RI.

Bupati menjadi narasumber bersama Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi dan petani milenial yang juga merupakan founder Sekolah Tani Indonesia, Fatoni Saputra. Selain memberikan apresiasi, Bupati bahkan mendorong agar nantinya petani milenial berkesempatan menimba ilmu di luar negeri.

“Pengalaman saya di Jordan, ada kebun pisang di sana. Ternyata petaninya orang Indonesia. Saya heran, nah kok tidak dikembangkan di Indonesia saja”, kata Bupati.

Untuk itu, Bupati mengusulkan konsep pengembangan SDM pertanian tidak hanya dari sisi akademis. Melainkan juga penajaman kapabilitas dan skill di bidang pertanian. “Sebab ternyata ada yang paham berbagai jenis padi, nama-namanya, tetapi bentuknya tidak tahu”, tambah Bupati.

Sebagai bentuk dukungan untuk Duta Petani Milenial dan Duta Petani Andalan 2021, Bupati menegaskan, Pemkab Cilacap memberikan dukungan bagi generasi muda yang memiliki visi serta bakat dan minat yang tinggi dalam bidang pertanian

Melalui konsep serupa leader class, generasi milenial dari tiap kecamatan akan dikumpulkan dan dibina, serta mendapatkan fasilitas pendidikan pertanian. “Yang tak kalah penting, tanamkan rasa bangga dalam diri anak muda, saya bangga jadi petani. Kebanggaan ini yaitu bertaninya sukses, manajemen keuangannya sukses”, tegas Bupati.

Petani Milenial

Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi menjelaskan, Kementerian Pertanian memiliki program strategis mencetak 2,5 juta petani milenial di seluruh pelosok tanah air pada 2024. Tujuannya untuk regenerasi. Berbagai strategi dilakukan, salah satunya menghilangkan pandangan bahwa petani itu kotor melalui konsep pengembangan modern farming dan smart farming.

“Programnya antara lain melalui pendidikan vokasi yang tiap tahun mencetak petani milenial. Ada juga penumbuhan wirausaha muda pertanian (PWMP) untuk memberikan pemahaman bahwa pertanian adalah bisnis yang menguntungkan. Kalau tidak menguntungkan berarti ada yang salah”, tuturnya.

Untuk menjawab berbagai persoalan pertanian, lanjut Dedi, perlu ditelisik alur manajemen mulai dari hulu hingga hilir. Pada sektor hulu, mayoritas petani Indonesia telah memiliki kapabilitas yang cukup. Persoalannya, pada sektor hilir, petani kerap terbentur berbagai persoalan mulai dari distribusi produk hingga manajemen keuangan.

“Petani Cilacap luar biasa. Taman cabai, melon emas, luar biasa, bahkan sampai diekspor. Namun perlu penguatan. Kami ada program YESS, Youth Enterpreneurship and Employment Support Services. Selain ada pelatihan, pendampingan, ada juga insentif agar mereka terjun ke perusahaan pertanian untuk trigger modal”, tegasnya.

Pada kesempatan ini, founder Sekolah Tani Indonesia, Fatoni Saputra turut berbagi pengalaman untuk menjadi petani milenial. Bersama sejumlah petani pada Sekolah Tani Indonesia, dirinya membentuk klaster pembinaan bertajuk “Petani Tersesat”. Tidak seharfiah maknanya, mereka berupaya mendobrak batasan pemahaman petani tradisional melalui pendekatan teknologi untuk mengoptimalkan hasil pertanian.

“Petani-petani yang ada saat ini coba kita ‘sesatkan’ dengan hal-hal baru. Karena yang dipahami bahwa petani dari zaman nenek moyang sampai sekarang itu-itu saja. Jadi kita coba kenalkan pada hal hal baru, Klasternya khusus pada petani-petani yang mau dibina, mau belajar”, kata Fatoni.

(Berita/Kominfo/Intan/BercahayaFm)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *