CILACAP – Sejumlah Aparatur Sipil Negara atau ASN dilingkup Dinas Pemkab Cilacap mulai terdampak penyebaran Covid-19. Seperti yang terjadi pada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik atau Bakesbangpol Kabupaten Cilacap, yang sejauh ini diketahui ada sebanyak tujuh orang pegawainya yang terpapar Covid-19. Bahkan akibat dari kejadian ini pelayanan dikantor setempat dihentikan atau dilock down untuk sementara waktu hingga tanggal 2 Juli 2021 mendatang.
Dikonfirmasi tim pemberitaan LPPL Radio Bercahaya FM, Sekertaris Dinas Kabupaten Cilacap – Farid Maruf membenarkan kabar tersebut. Bahkan terbaru diungkapkan dia, satu orang pegawai Bakesbangpol dinyatakan meninggal dunia lantaran menjadi korban keganasan dari Covid-19.
Ditegaskan, terkait hal ini Pemkab Cilacap melalui dinas terkait sudah melakukan upaya sterilisasi kantor setempat, melakukan kontak tracking, swab, maupun langkah prokes Covid-19 lainya.
Disinggung soal kasus serupa di lingkup OPD lainya, Farid mengungkapkan sejauh ini masih melakukan sejumlah pendataan. Sebab menurut informasi yang didapatkannya dari Dinas Kesehatan, ada beberapa OPD yang perlu diperhatikan. Pasalnya terdapat sejumlah pegawainya yang diketahui reaktif Covid-19. Seperti Dinas Sosial dan Pengelolaan Sumber Daya Air atau PSDA.
“Kita lockdown dulu 2×24 jam, kita disinfektan dan lakukan protokol lainya. Kalo ditempat lain sejauh ini baru reaktif belum keluar hasilnya. Tapi kalo Kesbangpol memang ada 7 orang positif dan satu diantaranya meninggal dunia,” ungkap Sekda.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap – dr Pramesti Griana Dewi mengatakan, bahwa kasus Covid-19 pada ASN maupun pegawai masih terkendali atau tidak setinggi klaster Keluarga. Kendati demikian pihaknya menghimbau protokol kesehatan Covid-19 untuk dapat tetap diterapkan dengan disiplin.
“Kalo klaster ASN memang mulai ada, tapi tidak sebanyak klaster keluarga. Bisa juga yang ASN ini adalah dari klaster keluarga yang terbawa pada tempat kerja,” tandasnya.
(Guruh)