Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengharapkan industri jamu menjadi salah satu penggerak ekonomi di Kabupaten Cilacap, obat tradisional itu dikembalikan sebagai warisan budaya.
Untuk itu perlu dilakukan edukasi ke pelaku usaha maupun masyarakat, tentang bagaimana membuat jamu yang sesuai dengan standar keamanan, kemanfaatan, dan kualitas yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Hal itu diungkapkan Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik BPOM Mayagustina Andarini di sela kegiatan “Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) Gerakan Desa Obat Tradisional Aman, yang diselenggarakan Kantor BPOM Banyumas di Pendopo Wijayakusuma Cilacap minggu pagi.
Menurutnya, pihaknya akan melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap para pelaku usaha jamu agar mereka dapat memroduksi jamunya dengan aman dan bisa diterima masyarakat.
Mayaagustina menambahkan, pihaknya akan melakukan pemetaan terhadap industri jamu di Cilacap agar diketahui siapa saja yang perlu mendapatkan pendampingan dan bantuan serta mempunyai komitmen yang baik, selanjutnya dikembangkan menjadi skala nasional hingga global.
Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji mengatakan pihaknya ingin mengembalikan kejayaan jamu yang ada di Kabupaten Cilacap, Jamu Cilacap ini pernah booming sangat luar biasa, diharapkan kejayaan jamu Cilacap bisa seperti dulu.
Karena itu, tambah Bupati, pihaknya bersama pelaku usaha jamu Cilacap ingin mengembalikan dan mempertahankan patok-patok budaya seperti apa yang dilakukan oleh pelopor industri jamu yang ada di kabupaten itu.
Terkait dengan hal itu, Bupati menyampaikan terima kasih kepada BPOM yang telah memberikan dukungan dalam upaya mengembalikan patok-patok budaya dalam pengembangan industri jamu di Cilacap.
Sementara itu, menurut Ketua Perkumpulan Pelaku Jamu Alami Indonesia (PPJAI) Cilacap Mukit Hendrayanto, pihaknya mengakui isu negatif yang berkaitan dengan industri jamu ilegal dan berbahan kimia obat sangat memengaruhi keberadaan pelaku jamu alami, yang sudah terdaftar di BPOM. Saat ini sudah ada delapan industri yang legal, sudah terdaftar di BPOM hal ini sebagai upaya perbaikan dan sudah berjalan.
Menurutnya, pihaknya selalu mendapatkan pembinaan dari BPOM termasuk bantuan untuk meningkatkan kapasitas pabrik. Diharapkan isu negatif tentang jamu Cilacap diimbangi dengan isu positif yang mengarah pada perbaikan industri obat tradisional itu.
Kegiatan seminar Komunikasi Edukasi Informasi-KIE di Pendopo Wijayakusuma minggu pagi juga diisi dengan penandatanganan komitmen “Gerakan Desa Obat Tradisional Aman” yang dilakukan oleh Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji , Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik BPOM Mayagustina Andarini, dan sejumlah pejabat, serta dilakukan minum jamu bersama di hadir 500 pelaku usaha jamu. (Arin)