Masyarakat Keluhkan Harga Minyak Goreng Yang Terus Merangkak Naik

CILACAP – Sudah dua pekan terakhir harga minyak goreng terus merangkak naik di beberapa pasar tradisional di Kabupaten Cilacap. Salah satunya di pasar gede Cilacap.

Ahmad Nur Ali, salah satu pedagang sembako di pasar gede Cilacap mengatakan, kenaikan harga minyak sudah terjadi sejak dua minggu terakhir.

“Dua minggu lalu harga minyak goreng curah masih berkisar antara 14 hingga 15ribu/kg, kini naik menjadi 18 ribu/kg. Melonjaknya cepet itu, karena setiap ada informasi kenaikan 500 rupiah nah kalau hampir dua minggu kan bisa mencapai 2 ribu kenaikannya. Bahkan kemarin ada informasi kenaikannya bisa mencapai  20 ribu/kg.” kata Ahmad Nur Kepada Tim Pemberitaan Bercahaya Fm, Jum’at (29/10/21).

Kenaikan harga juga terjadi pada minyak goreng kemasan. Beberapa pekan lalu, harga minyak goreng kemasan 1 Liter, masih di harga 14 ribu/kg, kini naik menjadi  17 ribu/kg. Sedangkan untuk kemasan 2 Liter, dari 34 ribu/kg, kini merangkak naik menjadi 37 ribu/kg.

“Setelah harga minyak goring curah naik, minyak goring kemasan memang lebih lambat datangnya, setelah itu ada informasi harga naik,” jelas Ahmad Nur.

Terkait penyebab kenaikan harga minyak goreng, Ahmad pun tidak mengetahuinya secara pasti. Namun kenaikan harga minyak goreng tersebut, berdampak kepada para pedagang sembako, salah satunya harus mengeluarkan modal yang lebih besar.

“Tentu saya harus menambah modal ya, keuntungannya masih kurang, otomatis belum untung tapi udah buntung lagi itu istilahnya ‘nyolok modal’. Pembeli juga mulai berkurang, laku sih laku, tapi mungkin orang sekarang mikir – mikir dulu kalau mau goreng – goreng,” ucapnya.

Dikutip dari Tempo.co, kenaikan harga minyak goreng di pasaran saat ini dipengaruhi oleh tingginya harga minyak sawit mentah (CPO) dan kurangnya pasokan bahan baku di pasar minyak nabati dan lemak secara global. Hal itu di sampaikan Direktur Eksekutif gabungan Industri Minyak nabati (GIMNI), Sahat Sinaga.

Kenaikan harga minyak goreng, juga dikeluhkan oleh para konsumen, salah satunya Prima. Ia mengeluhkan naiknya harga minyak goreng hingga mencapai 37 ribu/kg. Meski hanya sebagai ibu rumah tangga, namun minyak goreng menjadi salah satu kebutuhan pokok.

“Kenaikan ini sangat mengena sekali ya, minyak itu kebutuhan pokok bagi saya. Apalagi sekarang kebutuhan apa – apa lagi mahal terus karena efek pandemic mungkin juga, jadi kepada Pemerintah untuk segera turun tangan agar harga minyak goreng kembali normal. Agar kami sebagai ibu rumah tangga tidak merasa terbebani dengan harga minyak yang mahal,” katanya.

Prima mengaku biasa membeli minyak goreng kemasan 2 liter, kini terpaksa membeli dengan kemasan yang 1 liter, hal itu lantaran harus di bagi untuk membeli kebutuhan pokok lainnya.

(Berita/Intan/BercahayaFm)