Tahun ke 493, Masyarakat di 15 Desa Gelar Tradisi Sedekah Ketupat

CILACAP – Tradisi turun temurun yang dilaksanakan setiap hari Rabu Wakasan atau Hari Rabu terakhir di Bulan Sapar, di tiga kecamatan seperti Dayeuluhur, Wanareja bagian utara dan beberapa desa di pegunungan Majenang selalu rutin mengadakan acara Sedekah Ketupat.

Sedekah ketupat sendiri yakni sebuah tradisi bersedekah dengan ketupat yang  di gantung di setiap batas desa di berbagai tempat. Pada tahun ini, Rabu Wakasan jatuh pada tanggal  6 Oktober 2021. Sejumlah 15 Desa dari 3 Kecamatan menggelar Sedekah ketupat di  40 titik lokasi.

“Tradisi yang kali ini adalah tahun ke 493 itu menurut narasumber dari juru kunci yang ada di Desa Hanum, sedangkan menurut juru kunci dari daerah Jambu ini yang 509 dan kalo dari desa Datar ke 446. Jadi menurut cerita para juru kunci, ceritanya dulu  berasal dari kisah peperangan Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran tahun 1528, yang datang ke tanah Dayeuluhur dengan seribu prajurit untuk lewat untuk berperang, dan masyarakat Dayeuluhur menyediakan bekal agar para prajurit tidak menjarah ke penduduk lainnya,” Jelas Ketua Lembaga Adat  Desa Hanum Ceceng Rusmana.

Namun, Secara adat atau budaya, sedekah ketupat dilaksanakan  untuk menolak bala atau penyakit di batas desa, terutama penyakit perang yang di harapkan tidak masuk ke Desa tersebut.

Ceceng menambahkan, bahwa ketupat yang di gantung di berikan secara nyalar. Yakni dengan cara ketupat tersebut di berikan kepada warga desa sebelahnya. “Tetapi karena sekarang zamannya sudah makmur, jadi siapa saja yang lewat asal bukan warga yang melaksanakan sedekah ketupat itu boleh mengambil, kalo yang ngambil sedekah ketupatnya itu pamali, jadi dimarahin sama orang yang sedekahnya,” kata Ceceng.

Kasi Pengembangan Pariwisata pada Disporapar Kabupaten Cilacap saat menghadiri Sedekah Ketupat di Kecamatan Dayeuluhur

Sementara, untuk ketupat yang akan di makan bersama – sama, orang melaksanakan sedekah ketupat harus membawa 2 bagian ketupat, sehingga ada yang di gantung untuk di sedekahkan kepada tetangga desa atau yang melintasi jalan tersebut dan ada pula ketupat yang dimakan bersama – sama.

“Nanti ketupat yang di bawa sendiri ada juga yang di bawa pulang, namanya Ketupat Selamet, nanti akan di gantung – gantungkan di berbagai tempat seperti di pintu rumah, di kandang Ayam atau sapi, kemudian di lokasi usaha sperti pabrik heler ataupun penggergajian kayu,” jelasnya.

Pada Acara sedekah ketupat yang dilaksanakan di berbagai Desa di kecamatan Dayeuluhur, Wanareja dan Majenang di hadiri oleh perwakilan Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Cilacap serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cilacap.

(Berita/Intan/BercahayaFm)